
Rokok Membunuhmu dan Boros?
April 28, 2017Sudah sejak lama Indonesia dilanda problematika di dunia rokok dan perokok. Apalagi muncul isu akan adanya kenaikan harga rokok sampai dengan 50ribu perbungkus. Yang disampaikan oleh Pakar Kesehatan, Lembaga Kesehatan Universitas Indonesia. Sebelum muncul isu kenaikan harga yang menjadi polemik sejak lama adalah didasari oleh dua masalah yang selalu digembar gemborkan menjadi penyebab kerugiannya yaitu:
1. Rokok sebagai penyebab rusaknya kesehatan.
2. Merokok merupakan perilaku pemborosan dari segi perekonomian konsumen.
Sampai saat ini belum pernah ada solusi yg tepat dari pihak manapun. Termasuk pemerintah untuk menyelamatkan perokok dari bahaya rokok serta pemborosan anggaran belanja rumah tangga tersebut. Padahal teriakan para #ANTIROKOK serta aturan Pemerintah sudah berlangsung lama sekali. Mulai dari MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN sampai dengan saat ini, menjadi PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK MEMBUNUHMU. Dan yang semakin menggelikan bagi perokok, muncul iklan terbaru yaitu: MEROKOK MEMBUNUHMU HIDUP HIDUP.
Berbeda pernyataan serta sikap pemerintah dan kelompok-kelompok tertentu itu, dengan beliau-beliu pakar Tembakau. ( Lihat paparan Prof. Sutiman, Prof. SUbiakto dan Ibu Desak N Siksya bahwa Tembakau Untuk Kehidupan Manusia disini https://youtu.be/7dr9NunkwQE )
Semakin menjadi blunder tatkala memperhatikan efek apabila rokok di hentikan keberadaannya justru akan menimbulkan dampak sosial ekonomi yg lebih besar bagi rakyat dan negara. Karena terbukti hasil pajak dari rokok ini menduduki peringkat 2 terbesar setelah MIGAS. Walaupun sudah mulai banyak masyarakat menyadari banyak tekanan dari pihak tertentu dalam hal ini. Mari sikapi dengan bijak. Para penerima bantuan dari #oknum dibelakang gerakan #Antirokok( Baca ini #Penting )
“Kalau memang kualitas tembakau jelek, mari gunakan beberapa persen hasil dari pajak rokok tersebut untuk mengelola serta meningkatkan kualitas tembakau Indonesia, bukan malah mendatangkan (import) tembakau asing” ( Gus Candra Malik, di NET.TV )
“Saya pernah sampaikan, bener enggak mau tembakau? Kalau enggak mau, tutup saja seluruh pabrik rokok. Yang punya itu orang paling sugih (kaya) se-Indonesia, bayar pajaknya juga ya duwur (tinggi),” kata Ganjar di depan ribuan petani tembakau di lereng Gunung Sindoro, Temanggung, Selasa (4/5/2016) sore. (sumber)
“Tembakau itu kehidupannya orang Jawa Timur, kenapa harus diatur-atur LSM asing? Silakan mereka mengurus rumah tangganya sendiri,” kata Soekarwo, Kamis (2/6/2016). (sumber)
Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu sakitnya pun reda. HajiDjamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok. Keterangan lengkap tersebut bisa dan saksikan langsung di Museum Kretek Kudus.
Seiring perkembangannya kretek berkembang tidak hanya dari tembakau dan cengkeh atau rempah-rempah saja. Mulai tahun 1970 mulailah bangsa asing memasuki bisnis kretek menjadi perusahaan rokok dengan saus dari bahan kimia karena tuntutan persaingan dan ekonomis dan sudah tidak memperdulikan manfaat kesehatannya seperti yang dibangun oleh Haji Djamhari di akhir abad 19.
Apakah akan kita salahkan Tembakaunya, sebagai salah satu ciptaan-NYA. Sudah sepantasnya manusia Indonesia berterima kasih akan karunia Ilahi akan Tembakau, Rempah, Garam, Gula, Kelapa dan sebagainya. Garam, Gula dan Minyak Kelapa sudah menjadi korban #permainan Kebijakan tak bertanggungjawab, pesanan #Asing. Jangan sampai terjadi juga di Tembakau atau komoditas alam Indonesia. Mari kita cari solusinya bukan berkutat pada permasalahan yang akan menimbulkan efek negatif atas kemaslahatan serta kerukunan rakyat Indonesia. Mari bersama-sama #merdeka sesungguhnya bangsa Indonesia. Menjaga Kedulatan bangsa melalui tembakau, kretek dan rempah, sebagai peninggalan budaya dan teknologi nenek moyang Nusantara.